Aku melihat orang itu, gadis berambut merah itu,kenapa dia bisa ada
disini?Aku berjalan menyelusuri lorong bersama Lass,melewati gadis
berambut merah itu,dan berfikir,pasti ada Sieghart disini.
Setelahnya kami sampai aku memperkenalkan Lass dengan kakak ku dan memperkenalkan kepada orang tua ku yang sedang koma,aku tinggalkan Lass dengan kakak ku sambil memastikan sedang apa gadis berambut merah itu disini?.
Aku kembali ke tempat asal perempuan itu berdiri,ternyata dia tidak ada disana,kuputuskan untuk kembali ke kamar orang tua ku.
Saat aku membuka pintu Lass sudah di depan pintu,”Ah kau mari,bikin kaget saja” “Mau kemana Lass?” “Aku mohon pamit ya mari,karena sudah arut sekali” “baiklah,apa mau ku antar?” “Tidak usah, kau jaga orang tua mu disini,titipkan salam ku untuk mereka ya”.
Aku hanya tersenyum sambil menganguk penuh,Lass kelihatan malu malu, aku jadi heran sama sikapnya.
Jam menunjuk pukul 8 malam,dan besok hari sabtu, dan artinya aku liburan.Yeeaay !!
Dokter masuk dan memberi tau waktu jenguk sudah habis, kuputuskan untuk pulang bersama kakak ku.
Sabtu pagi...
Matahari sangat terang sekali,aku putuskan untuk lari pagi dan ke taman,aku sengaja mengambil rute ke taman melewati rumah Sieghart.
Lari ,terus aku berlari dan akhirnya tiba di depan rumah paman sieghart,dan tiba tiba ada mobil keluar dari rumah itu. Aku sedikit mendongak mengintip siapa yang ada di dalam mobil, ternyata Sieghart!! Kenapa dia tidak pamitan kepada ku?apa dia sudah melupakan dan mengacuhkan aku?.Saat itu hati ku sakit sekali, aku tidak bisa menahan airmata yang terus mengucur di pipiku,akhirnya aku lanjutkan untuk berlari ke taman.
Ku lihat banyak sekali orang di taman ini, aku menemukan Arme,Nina,dan Amy sedang duduk di kursi taman.
“hey kalian” Sapa ku
“Hay Mari, ayo sini!!” Pinta Arme
Aku menghampiri mereka ,berbincang bincang seperti biasa,dan tiba tiba Amy bertanya pada ku.
“Sieg,sudah pindahkan Mar?” tanya Amy, aku hanya mengeleng seakan akan aku tidak tahu apa apa,padahal aku tau semua,aku terlalu sakit untuk jujur terhadap teman teman ku.
“Oh ya Mar,maafkan aku,aku lupa besuk orang tua mu,apa mereka sudah baikan dan sadar?” tanya arme, kali ini jawaban ku sama ‘hanya mengeleng’. Tanpa kusadari aku menteskan dan Nina melihat itu.
“Kau kenapa mari?apa ada masalah?” tanya gadis berambut hitam itu padaku, dan aku kembali berbohong kepada mereka, “tidak nin, mata ku mungkin kemasukan debu” jawab ku bohong.
Setelah matahari semakin tinggi dari balik gunung, ku putuskan untuk pulang, kebetulan rumah ku se arah dengan Arme, jadi aku bareng pulang dengannya.
Awalnya aku hanya diam,karena tidak terlalu mengenal gadis boncel ini yang bisa di sebut ‘ketua kelas’, akhirnya Arme membuka mulutnya dengan bertanya “kau kenal Lass orangnya seperti apa?”, ku akui ketua kelas ku yang 1 ini kurang dekat dengan anak kelas cowoknya, “oh Lass?kenapa kau bertanya seperti itu?” , tidak ku duga, muka
Arme pun memerah seketika “a..a..ah..Tidak apa apa, kan aku hanya ingin tanya saja” aku tertawa dan diam sejenak dan berfikir apa sifatnya Lass itu.
“Lass itu anak yang baik, dingin,dan tidak terlalu pintar” jawab ku
Arme kelihatan berfikir soal jawaban ku itu, dan bertanya lagi yang ku anggap itu pertanyaan gila
“Seberapa jauh kau mengenal Lass?”
“Ha?apa maksud mu Arme?dia teman sebangku ku,tentunya aku kenal dari awal masuk kelas lah”
Aku menatap Arme ,seperinya dia kecewa dengan jawaban ku. Lalu kami diam seribu bahasa
Saat melewati rumah pamannya Sieghart(lagi), hati ku kembali sakit, kali ini aku serti tidak bisa bernafas, aku tidak sadar berjalan sambil menangis dan menatap rumah besar itu. Akhirnya Arme menyadari itu.
“Aku tau kau menyukai kakak kelas itu mar, kakak kelas yang pindah itu kan?”
“Ha?apa maksud mu?menyukainya?tentu saja tidak”
Mungkin aku terlalu naif untuk mengakui kalau aku ‘menyukainya’.
Tidak lama kemudian kami harus berpisah di jalan ,karena rumah Arme yang belok kiri dan aku lurus. Aku melambaikan tangan tanda untuk berpisah.
Di perjalanan aku memikirkan kata kata Arme,apa?aku menyukainya?aku mungkin terlalu bodoh untuk menyadarinya,menyadari kalo aku menyukai Sieghart.
Setiba dirumah, kakak ku bilang kalau ada orang kesini, dan memberikan supucuk surat,surat?surat dari siapa tapi?
Aku berjalan sambil mengengam surat itu tanpa berani melihat isinya dan berniat membuka surat itu di kamar,saat menaiki setiap anak tangga dirumah ku, aku terus berfikir tentang orang tua ku dan Sieghart.
Didalam kamar ku taru sepucuk surat itu dimeja belajar ku, dan aku tiduran di kasur empuk ku, suasana kamar ku sangat nyaman, dengan latar cat berwarna biru langit.
Aku melirik surat itu,rasa penasaran sangat menyelimuti diriku untuk membukanya.Saat ku buka , aku tidak menyangka! Dia memberikan aku surat ini?
Surat itu...Dari dia kah?....Tidak mungkin!!
Dari siapa surat itu?
Setelahnya kami sampai aku memperkenalkan Lass dengan kakak ku dan memperkenalkan kepada orang tua ku yang sedang koma,aku tinggalkan Lass dengan kakak ku sambil memastikan sedang apa gadis berambut merah itu disini?.
Aku kembali ke tempat asal perempuan itu berdiri,ternyata dia tidak ada disana,kuputuskan untuk kembali ke kamar orang tua ku.
Saat aku membuka pintu Lass sudah di depan pintu,”Ah kau mari,bikin kaget saja” “Mau kemana Lass?” “Aku mohon pamit ya mari,karena sudah arut sekali” “baiklah,apa mau ku antar?” “Tidak usah, kau jaga orang tua mu disini,titipkan salam ku untuk mereka ya”.
Aku hanya tersenyum sambil menganguk penuh,Lass kelihatan malu malu, aku jadi heran sama sikapnya.
Jam menunjuk pukul 8 malam,dan besok hari sabtu, dan artinya aku liburan.Yeeaay !!
Dokter masuk dan memberi tau waktu jenguk sudah habis, kuputuskan untuk pulang bersama kakak ku.
Sabtu pagi...
Matahari sangat terang sekali,aku putuskan untuk lari pagi dan ke taman,aku sengaja mengambil rute ke taman melewati rumah Sieghart.
Lari ,terus aku berlari dan akhirnya tiba di depan rumah paman sieghart,dan tiba tiba ada mobil keluar dari rumah itu. Aku sedikit mendongak mengintip siapa yang ada di dalam mobil, ternyata Sieghart!! Kenapa dia tidak pamitan kepada ku?apa dia sudah melupakan dan mengacuhkan aku?.Saat itu hati ku sakit sekali, aku tidak bisa menahan airmata yang terus mengucur di pipiku,akhirnya aku lanjutkan untuk berlari ke taman.
Ku lihat banyak sekali orang di taman ini, aku menemukan Arme,Nina,dan Amy sedang duduk di kursi taman.
“hey kalian” Sapa ku
“Hay Mari, ayo sini!!” Pinta Arme
Aku menghampiri mereka ,berbincang bincang seperti biasa,dan tiba tiba Amy bertanya pada ku.
“Sieg,sudah pindahkan Mar?” tanya Amy, aku hanya mengeleng seakan akan aku tidak tahu apa apa,padahal aku tau semua,aku terlalu sakit untuk jujur terhadap teman teman ku.
“Oh ya Mar,maafkan aku,aku lupa besuk orang tua mu,apa mereka sudah baikan dan sadar?” tanya arme, kali ini jawaban ku sama ‘hanya mengeleng’. Tanpa kusadari aku menteskan dan Nina melihat itu.
“Kau kenapa mari?apa ada masalah?” tanya gadis berambut hitam itu padaku, dan aku kembali berbohong kepada mereka, “tidak nin, mata ku mungkin kemasukan debu” jawab ku bohong.
Setelah matahari semakin tinggi dari balik gunung, ku putuskan untuk pulang, kebetulan rumah ku se arah dengan Arme, jadi aku bareng pulang dengannya.
Awalnya aku hanya diam,karena tidak terlalu mengenal gadis boncel ini yang bisa di sebut ‘ketua kelas’, akhirnya Arme membuka mulutnya dengan bertanya “kau kenal Lass orangnya seperti apa?”, ku akui ketua kelas ku yang 1 ini kurang dekat dengan anak kelas cowoknya, “oh Lass?kenapa kau bertanya seperti itu?” , tidak ku duga, muka
Arme pun memerah seketika “a..a..ah..Tidak apa apa, kan aku hanya ingin tanya saja” aku tertawa dan diam sejenak dan berfikir apa sifatnya Lass itu.
“Lass itu anak yang baik, dingin,dan tidak terlalu pintar” jawab ku
Arme kelihatan berfikir soal jawaban ku itu, dan bertanya lagi yang ku anggap itu pertanyaan gila
“Seberapa jauh kau mengenal Lass?”
“Ha?apa maksud mu Arme?dia teman sebangku ku,tentunya aku kenal dari awal masuk kelas lah”
Aku menatap Arme ,seperinya dia kecewa dengan jawaban ku. Lalu kami diam seribu bahasa
Saat melewati rumah pamannya Sieghart(lagi), hati ku kembali sakit, kali ini aku serti tidak bisa bernafas, aku tidak sadar berjalan sambil menangis dan menatap rumah besar itu. Akhirnya Arme menyadari itu.
“Aku tau kau menyukai kakak kelas itu mar, kakak kelas yang pindah itu kan?”
“Ha?apa maksud mu?menyukainya?tentu saja tidak”
Mungkin aku terlalu naif untuk mengakui kalau aku ‘menyukainya’.
Tidak lama kemudian kami harus berpisah di jalan ,karena rumah Arme yang belok kiri dan aku lurus. Aku melambaikan tangan tanda untuk berpisah.
Di perjalanan aku memikirkan kata kata Arme,apa?aku menyukainya?aku mungkin terlalu bodoh untuk menyadarinya,menyadari kalo aku menyukai Sieghart.
Setiba dirumah, kakak ku bilang kalau ada orang kesini, dan memberikan supucuk surat,surat?surat dari siapa tapi?
Aku berjalan sambil mengengam surat itu tanpa berani melihat isinya dan berniat membuka surat itu di kamar,saat menaiki setiap anak tangga dirumah ku, aku terus berfikir tentang orang tua ku dan Sieghart.
Didalam kamar ku taru sepucuk surat itu dimeja belajar ku, dan aku tiduran di kasur empuk ku, suasana kamar ku sangat nyaman, dengan latar cat berwarna biru langit.
Aku melirik surat itu,rasa penasaran sangat menyelimuti diriku untuk membukanya.Saat ku buka , aku tidak menyangka! Dia memberikan aku surat ini?
Surat itu...Dari dia kah?....Tidak mungkin!!
Dari siapa surat itu?
(06) iam mari "the princess of my life"
Reviewed by ADMIN AIO
on
05.53
Rating:
Tidak ada komentar: